Saturday, July 8, 2017

Mengevaluasi Kegiatan Rohani untuk Mengisi Liburan Anak


Liburan anak bisa diisi berbagai kegiatan kreatif, salah satunya dengan kegiatan rohani. Sejak kecil saya sudah familiar dengan Sekolah Injil Liburan (SIL), kegiatan yang dilakukan gereja-gereja Baptis di masa libur sekolah di bulan Juni atau Juli.
Yang bisa dikenang dari masa kecil saya mengikuti SIL ialah bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan. Banyak cerita disampaikan, banyak hasta karya dibuat, banyak teman untuk berinteraksi, dan banyak lomba tentunya dengan banyak hadiah.
Beranjak dewasa keterlibatan saya dalam SIL adalah sebagai penyelenggara. Mulai dari sekedar asisten hingga menjadi ketua pelaksana. Di situlah kemampuan berorganisasi diasah. Kekurangan atau cela 'pasti' ada dalam beberapa kali penyelenggaraan SIL yang saya ikuti. Tapi itulah namanya proses belajar seumur hidup.
Kini, kembali saya hadir di SIL, sebagai pengantar kedua anak balita saya. Yang saya lakukan adalah memotivasi anak-anak saya untuk semangat mengikuti SIL tahun ini. Sekalian mengenalkan dunia sekolah kepada si sulung yang tahun depan akan memasuki sekolah formal.

Catatan ini saya buat sebagai pengingat bahwa SIL adalah program nasional tahunan gereja Baptis. Artinya, gereja-gereja Baptis di Indonesia sudah mahfum bahwa pertengahan tahun adalah waktunya gereja mengadakan SIL. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan SIL, yaitu:

Perencanaan yang matang
Ketika gereja menyusun program tahunan tentunya SIL sudah bisa dimasukkan dalam daftar. Biaya yang diperlukan bisa diperhitungkan. Koordinator pelaksana sudah bisa direncanakan. Teknis pelaksanaannya sudah bisa dimulai beberapa bulan sebelum hari pelaksanaan. Pedoman pelaksanaan SIL sendiri tentunya sudah tersedia di awal tahun. Gereja bisa menyesuaikan situasi setempat untuk mencapai tujuan nasional SIL sambil mengoptimalkan fasilitas yang ada.

SIL adalah sebuah kegiatan dengan printilan yang cukup banyak. Mulai dari kegiatan pembukaan, kegiatan di kelas, variasi kegiatan indoor dan outdoor, lomba, atribut-atribut dan lambang-lambang..., waahhh.., banyak.. Perencanaan yang matang akan menolong tercapainya tujuan SIL dan memberikan pengalaman indah tak terlupakan untuk setiap orang yang terlibat. Perencanaan yang matang sebenarnya menolong si pelaksana untuk lebih siap menghadapi antusiasme peserta.

Di masa persiapan pasti akan menghadapi berbagai persoalan. Contohnya perbedaan masa libur sekolah untuk setiap tingkat pendidikan dan mungkin tiap propinsi. Contoh lain lagi adalah masa libur sekolah tahun-tahun ini yang bersamaan dengan libur lebaran. SIL adalah waktunya anak-anak sekolah yang libur untuk berkegiatan di saat orang dewasa tetap masuk kerja. Siapa yang bisa ambil bagian untuk membantu? Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan SIL.

Melibatkan banyak orang berkomitmen
Biasanya akan timbul persoalan karena orang-orang dewasa harus tetap bekerja saat anak sekolah libur. Karena itu perlu didata siapa saja dari jemaat yang bisa ikut terlibat dalam SIL. Inilah sebabnya SIL perlu dipersiapkan dalam waktu yang cukup. Gereja bisa membuat angket untuk jemaat, mengundang setiap orang untuk terlibat, sesuai kesanggupan, kemampuan dan kerelaan mereka. Mungkin ada yang ternyata bisa ambil cuti di hari pelaksanaan SIL tersebut. Mungkin ternyata ada yang bersedia menyampaikan cerita, menolong di hasta karya, membantu penyediaan konsumsi, atau hal-hal lain yang bisa saja belum terpikirkan oleh penyelenggara.

Saat mengantarkan para balita saya mengikuti SIL, saya jadi sadar akan perlunya pendamping di kelas asuhan (usia 0-3 tahun). Para batita ini perlu diarahkan dan dibimbing supaya bisa berkonsentrasi pada materi. Bayangkan saja kesulitan membuat anak mendengar cerita saat mereka hanya bisa fokus selama kurang dari 1 menit. Tanpa arahan, bimbingan, dan pendampingan yang terjadi adalah anak-anak akan bosan, membuat ulah, dan akhirnya mengacaukan kelas. Pasti guru akan banyak memerlukan bantuan. Kalau Saudara mau, tahun depan mendaftarlah sebagai pendamping di kelas asuhan. Peran Saudara akan sangat besar.., hehe..

Komitmen menjadi penting karena setiap orang perlu memahami bahwa SIL adalah murni pelayanan tanpa imbalan materi. Berkomitmen hadir tepat waktu saja sudah sangat membantu. Bila kepada peserta SIL diumumkan untuk hadir pukul 07.30, maka sebagai penyelenggara hadirlah paling tidak setengah jam sebelumnya. Pasti ada 1 atau 2 anak yang sudah hadir. Ketepatan waktu Saudara sebagai penyelenggara akan menjadi pengobar semangat anak untuk antusias di SIL. Bayangkan ketika peserta sudah lebih dulu hadir dan satupun panitia belum nampak siap menyambut, tentu akan mengecewakan.

Printilan tugas di SIL perlu dibagi merata di kepanitiaan. Bila seorang anggota panitia dibebani tugas terlalu banyak akan menyebabkan kelelahan dan kurang fokus. Itulah pentingnya melibatkan banyak orang. Remaja usia siswa SMA dan mahasiswa adalah tenaga produktif dalam pelaksanaan SIL. Mereka (seharusnya) bisa bekerja dengan kreatif, melek teknologi, dan bergerak lebih cepat. Yang berusia lebih matang bisa dipercaya untuk menangani hal-hal yang lain, misal mengurus konsumsi, mendampingi peserta di kelas, mencatat, dsb. Carilah potensi itu di gereja.

Komunikasi yang baik
Banyaknya tugas di SIL dan orang yang terlibat perlu disatukan dalam 1 komunikasi yang jelas. Itulah peranan penting para koordinator. Tanpa komunikasi yang baik akan terjadi banyak salah paham. Pembagian tugas seperti diagram yang dibuat Yitro (mertua nabi Musa) masih relevan dilakukan sampai kini. Setiap koordinator harus bisa meneruskan dan menyampaikan informasi dengan baik dan jelas sehingga komunikasi dari pucuk pimpinan hingga pelaksana teknis adalah suara yang sama.

Setelah mengikuti SIL ini saya berusaha menuliskan catatan karena rindu tahun depan SIL bisa dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Tadinya saya berencana menunggui anak-anak saya ikut SIL sambil buka hp dan bersantai-santai di kejauhan. Tapi melihat situasi yang ada saya mengurungkan rencana tersebut, hehehe.. Mungkin tahun depan saya akan laksanakan rencana tersebut. Setidaknya saya sudah membuat rencana, hahahaha...

No comments:

Post a Comment