Wednesday, September 22, 2010

Setelah Menimbang-nimbang

Setelah beberapa kali baca postingan sebelumnya, rasanya terbongkarlah sisi lain dari 'aku' yang kadang sedang tidak jernih pikirannya. Rada2 keruh gitu.. Wah, bisa dipakai sebagai penilai karakter orang yang sesungguhnya nih.. (Ups, ada psikolog yang baca ga ya?) Tapi rasanya tidak akan dihapus dulu. Jadi inget Golden Compass. Walau rada2 ga mudeng maksud film itu tapi rasanya film itu mau menggambarkan bahwa setiap orang punya sisi gelap yang selalu bareng kemanapun dia pergi, tidak bisa dipisahkan gitu. Bukan bermaksud membenarkan film tsb. Tapi suasana hati manusia kan tidak selalu dalam keadaan sukacita, gembira ria, dll yang serba baik. Sukacita katanya adalah pilihan.. Cuma, kemaren mah, mumpung belum memilih sukacita, jadi hatinya masih suram, nhaa... tulisan yang muncul ya seperti yang bisa dibaca di bawah.

Tapi setelah itu tertulis pun sebenarnya ga akan mempengaruhi sikap saat bertemu dengan orang2 yang dimaksud. Karena hal2 seperti itu, maksudnya hal2 yang tidak seperti yang kita inginkan, hal2 yang tidak memuaskan menurut kita, PASTI akan selalu kita hadapi. Frekuensi sering-tidaknya hal tersebut terjadi pada kita mah relatif. Yang lebih penting adalah bagaimana kita bersikap waktu menghadapi hal2 tersebut. Kita bisa mengambil pelajaran dari hal tersebut, yaitu bahwa kemampuan orang berbeda-beda, keinginan orang berbeda-beda, kepekaan setiap orang berbeda, kekuatan daya insiatif orang berbeda-beda.

Aku bersyukur masih bisa melakukan apa yang aku ketahui dalam hidup ini. Jadi sadar, sebenarnya aku memang sudah banyak pengetahuan. Walaupun dengan tetep inget bahwa masih banyak orang lain yang pengetahuannya jauh lebih banyak dari aku. Artinya aku belum layak untuk sombong.. Hehehe... Cuman, dalam konteks peristiwa yang barusan terjadi ini, aku bersyukur karena aku masih bisa 'mempraktikan' yang aku tahu. Kalau tahu tapi cuman suruh orang lain mah belum saatnya buatku, rasanya. Adalah sebuah kepuasan tersendiri saat bisa melakukan banyak hal seorang diri. Emang sih akibatnya karena tahu dan bisa melakukan jadi banyak dimintain tolong orang lain melakukan yang mereka minta, sementara mereka cuma 'omdo'.

Tapi, kata Tuhan Yesus juga: "Barangsiapa ingin menjadi yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia melayani." Jadi, ini artinya mempraktikkan ajaran Tuhan Yesus. Hahaha... menghibur diri sendiri. Kalau pendeta pinter ngomong, pinter khotbah, tapi tidak disertai teladan yang benar, artinya teori2 yang disampaikan tidak dilakukan, tidak melakukan tugas seorang hamba yang rendah hati, rasanya akan membuat khotbah2nya kosong. Jemaat cuma akan sampai pada pujian untuk 'pengetahuannya yang banyak', tapi akan mempertanyakan panggilan sang pengkhotbah pada tugas peng-hamba-an diri pada Sang Tuhan. Karena udah pernah ada bukti nyata di gereja sendiri.

Weitzz.., malah membicarakan topik yang itu...

Ganti topik..

Ya intinya, aku adalah aku, yang kadang juga bisa kesel hati. Tapi sebagaimana yang ditulis temen di fb: "Belajar mengampuni karena sudah diampuni", ya berusaha untuk tidak menyimpan kesalahan orang lain. Artinya, kalau besok ketemu lagi sama orang2 akan tetep senyum, sapa, salam, sopan, santun, ramah, mau bekerja sama, masih akan bantu yang bisa dilakukan, masih mau direpotkan, tidak akan undur diri. Gitu aja.. Don't worry, be happy! Sambil senang hati karena tidak ditunjuk jadi ketua natal SM. Qiqiqiqqiqiqiqi...

Dampak dualisme gereja. Di sini bergereja, tapi punya tanggungjawab pulang ke gereja terdahulu, kepada ortu tercinta. Jadi begitu sekolah libur, langsung pulanglah daku.. Udah komitmen di latian kantata tapi tidak untuk tampil di hari H.

No comments:

Post a Comment