Tuesday, May 25, 2010

Antara Cihampelas dan Wastukencana

Mengapa terpikir untuk menuliskan tentangnya?

Satu. Lagi males packing for a journey. Long journey…, and rada heavy in mind, because tagetnya harus bisa memberikan permainan music yang terbaik di pernikahan dengan kondisi lokasi yang belum pernah didatangi. Adanya piano, orgen, atau apa, ga tau. Ruangnya gedhenya sebrapa, ga tau juga. Belum tau, tepatnya. Baru besok akan jadi tau. Oleh karena itu harus siap segala kondisi. Itu yg bikin males. Ni refreshing sejenak daripada menuh-menuhin pikiran dengan hal yang percuma. Tapi sapa juga yang menjamin tulisan ini lolos uji kepatutan? Ga ada tulisan ‘jaminan mutu’ seperti yang beberapa hari ini terbaca di tabung obat serangga yang hampir habis sehingga disiapkan dekat jendela untuk siap dibuang.

Dua. Setiap hari melewati dua jalan ini, selama 10 menit.

Tiga. Jadi terusik untuk mencatat beberapa hal yang sudah beberapa kali dilihat. Sebelum ada yang mengklaim apa yang sedang terpikirkan ini, jadi ditulis aja. Hehe.. Sapa tau sekalian melatih kepekaan nurani terhadap sesuatu yang mencurigakan.

Begini ceritanya…, blink..blink…blink… (mendongeng mode: on)

Once upon a time…. Dst..dst…dst…

Beberapa kali di waktu pagi, jam orang berangkat kerja dan para siswa berangkat sekolah, melihat mobil berhenti di jalan searah yang mendekati persimpangan Cihampelas – Wastukencana. Mobilnya berhenti di kiri jalan, dengan lampu sen kiri tetap berkedip-kedip, mesin tetap menyala. Siapa yang keluar dari mobil itu? Anak laki-laki berseragam putih biru tua, berarti umur SMP. Ntar ya.., diamati lagi, apakah yang turun itu orang yang sama atau beda-beda.

Anehnya dimana? Kalau emang itu pengantar si anak SMP, kenapa turun di daerah yang lumayan jauh dari sekolah setingkat SMP. Artinya kan si anak itu harus cari kendaraan umum lain untuk sampai ke sekolahnya.

Tapi ga tega untuk menuliskan ‘prasangka’ yang terpikir ini. Semoga bukan yang tidak-tidak yang sesungguhnya terjadi. Soalnya inspired by gossip di infotainment yang misalnya, bulan ini ada artis A dikabarkan deket dengan artis B, tapi keduanya tidak mau mengakuinya. Eee.., beberapa minggu kemudian dikabarkan fakta bahwa mereka memang sudah dekat sejak setahun lalu.. Jadi, seringnya kalau infotainment tayangkan berita tuh, walaupun awalnya disangka gosip, di belakangnya si gosip itu jadi fakta. Sebel juga ngikutinnya. Btw, emang ga ngikutin ding.. Sebel aja melihat fakta bahwa yang disebut gosip itu sesungguhnya fakta. Sebenernya biarin aja jadi gosip, berarti kan berita itu ga bener. Yah, witekno.., beritanya bener. Sedihnya, yang bener-bener terjadi itu seringkali adalah sesuatu yang salah.. Salah menurut siapa? Ya menurut aku. Seharusnya yang salah itu jangan dilakukan.., agar terwujudlah 'making a better place' di bumi ini. Yah, lagi-lagi witekno, setiap orang menganggap dirinya adalah benar.

Tapi ini bukti ya, hitam di atas designed template untuk blog. Maksudnya bukti bahwa hal semacam ini pernah terlintas di pikiranku. Soal fakta dan kenyataannya bagaimana, kuserahkan pada Tuhan.. (NP. 230 mode: on). Ini hanya menuliskan apa yang terlintas di pikiran, daripada hilang begitu aja. Jadi, intinya apa? Hehehe…, dasar, orang kurang jelas… Ya itu tadi, antara Cihampelas dan Wastukencana.

No comments:

Post a Comment