Friday, January 13, 2017

Ternyata Begini Mengatasi Sakit Punggung


Bulan lalu adalah bulan yang melelahkan, terutama secara fisik. Akhir bulan yang penuh kegiatan menguras energi. Walaupun hanya sekedar hadir (tidak ambil bagian sebagai pengisi acara), tetap saja badan memberi alarm alaminya. Sakit punggunglah saya di penghujung tahun 2016. Keluhan awal adalah sakit saat menengok ke kiri (tengeng). Lalu berlanjut sakit di punggung atas sebelah kiri. Sakitnya seperti pindah lokasi ke sebelah tengah. Terakhir sakitnya bertahan menyebar di punggung atas.

Awalnya saya anggap sakit biasa, akan sembuh setelah istirahat malam. Ternyata sesetelah beberapa hari tidak membaik. Obat herbal anti masuk angin sudah habis beberapa bungkus. Salep oles untuk nyeri otot tidak mempan.

Lantas kami ke dokter. Diresepkan obat racikan, vitamin B12, kalsium, dan v*ltaren. Sebenarnya saya merasa sudah hampir sembuh saat baru meminum 1 kali obat yang diresepkan. Ternyata sampai obat habis masih tetap ada keluhan.

Akhirnya, kami tempuh jalur tradisional pijat urut. Baru dua kali ini rasanya saya melakukan pijat. Pertama kali waktu setelah melahirkan anak pertama, dipijat setelah beberapa hari begadang paska melahirkan.

Pijat kali ini dimulai dari kaki kanan ke atas, ke badan bagian kanan. Setelah itu berganti ke sebelah kiri. Selesai pijat baru diurut dengan baby oil. Lalu lebih intens lagi di bagian punggung dan leher yang terasa sakit, dikerok. Hahaha..., padahal biasanya saya tidak pernah mau kerokan. Lebih pilih obat modern, telan, tidur, dan berharap sembuh. Tapi demi segera sehat karena harus mengasuh dua krucil balita saat bapaknya kerja jauh, kerokan pun jadi pilihan, terpaksa.

Sewaktu dipijat, setiap sentuhan tekanan si ibu tukang pijat terasa sakit di badan. Seakan-akan saluran peredaran darah sedang diurai, dibereskan, supaya tidak ada sumbatan. Bekas kerokan bukan merah merona, tapi merah gosong.

Enak juga ya dipijat, hahaha... Kali ini pijat bukan untuk 'me time'. Bagaimana me time, orang dipijat juga sambil ditimpuk badan para krucil yang sesekali bertengkar.

Hasilnya? Lumayan. Tengok kanan kiri sudah jauh lebih mudah dan tidak sakit lagi. Modal di bawah 50 ribu rupiah sudah membaik.

Bila para pembaca mengalami sakit yang sama, pijat urut mungkin bisa menjadi alternatif solusi. Saya rasa gabungan dari penanganan dokter dan pijat urut tadi saling membantu mempercepat kesembuhan. Bagi mahasiswa yang sedang cari ide penelitian bisa tuh dipertimbangkan untuk korelasi keduanya. Seperti mahasiswa UNS yang sudah pernah mengangkat topik mengenai kerokan. Atau barangkali sudah ada penelitiannya ya? Mungkin saya yang belum tahu berita terkini. Baiklah, selamat mencoba bagi yang sedang sakit punggung! Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment