Monday, September 20, 2010

Pengalaman Kedua

Sudah jatuh tertimpa motor sendiri..
Bukan perumpamaan, bukan peribahasa..
Ini kenyataan..
Pada diriku..




Gambarnya keren..
Tapi "posisi" itu yang paling mendekati kenyataan hidupku
Garis bawahi kata "posisi".., karena bukan berarti proses terjadinya sama.

Heran.., kenapa ya aku ga kuat menahan berat motor itu?
Kemiringan lebih dari 30 derajat saja, motornya sudah harus di'bruk'kan (bahasa Jawa, ga tau bahasa Indonesianya apa-Red.)
Setting lokasinya di depan gereja, menjelang malam, jalan padat merayap. Sebab jatuhnya juga ga jelas.. Dengan setting peristiwa seperti disebut sebelumnya berarti ngebut tidak bisa jadi tersangka utama karena dia punya alibi.. Hehehe...

Nge-rem agak mendadak.., trus lupa gimana prosesnya, yang pasti tidak bisa menahan keseimbangan motor yang sesungguhnya 'sedang diem' itu.. Mau keluar dari motor ternyata tak dapat karena itu tadi, ga kuat nahan motor... Jadilah diriku jatuhkan saja motornya yang ternyata berefek pada diriku yang harus ikut jatuh ke sebelah kiri, dengan kaki tertindih motor. Pengalaman yang meninggalkan 'tanda mata', memar kemerahan di siku dan lutut..

Setelah itu, ada seorang bapak langsung membantu, memberdirikan motor, trus aku menepi.. Shock..beberapa saat. Trus mengurungkan niat cari srabi notosuman di Jalan Ahmad Yani. Lemes di seluruh badan. Trus pulang deh.. Walaupun pada akhirnya setelah ganti baju tetep penasaran ma srabi notosuman, akhirnya keluar lagi. Manusia boleh berencana, tapi Tuhan jugalah yang berdaulat.. Ga ketemu srabinya. Padahal rasanya terakhir ke jalan itu masih ada tokonya. Akhirnya pulang sambil beli pisang bakar di Dago. Tujuh rebu (dengan logat orang sini-Red.), udah tumpuk undung pisangnya.

Beginilah kenyataan hidup seorang perantauan di negeri perantauan. Ada saatnya susah ataupun senang harus ditanggung sendiri. Mau menangis juga tidak akan bisa mendatangkan orangtua dari Wonogiri. Cuman tadi pas mandi sambil aw..aw.., perihnya terasa.

Pengalaman pertamanya sebenarnya juga memalukeun.. Setting lokasi di depan garasi kos, malam hari menjelang jam malam tiba. Udah lupa waktu itu pulang darimana. Tapi jalanan depan kos udah sepi, gelap pula. Waktu bermaksud keluar dari motor untuk membuka pintu garasi, rasanya aku sudah turunkan standart motornya. Eeeee..., ternyata belum.. Karena penyebab yang sama, yaitu kemiringan motor lebih dari 30 derajat ke sebelah kiri, pilihan menge'bruk'kan motor rasanya adalah pilihan yang tepat. Tetep aja aku jadi ikut terjatuh. Tapi kala itu tiada orang yang menyaksikan (setauku.., hehe).

Dari tadi waktu kerja sebenarnya sudah siapkan topik tulisan yang rada ilmiah.. Maksudnya mau aku cantumkan sumber-sumber yang bisa dicomot.. Tapi peristiwa jatuh dari motor yang sedang tidak jalan ini lebih 'nendang'. Nendang dalam arti sampai aku beneran jatuh. Jatuh dalam arti sesungguhnya.

Ah.., gapapa. Pengalamannya jadi bertambah. Mewarnai hidup.., tidak hanya suka saja yang ada, tapi juga duka.. Hiks..hiks..hikss...

1 comment: