Sedang menonton “Bruce Almighty”. Ni mumpung inget ma kata-kata pemeran Tuhan: “Do you want to see miracles? Be a miracle!” Pas di adegan itu nontonnya. Terusssss nonton….. sampai bagian si Bruce ngeliat e-mail doa-doanya Grace. Buaannyyaakk banget doanya, dan ternyata Grace rajin berdoa untuk Bruce. Dan seperti biasa, happy ending, dan mereka hidup bahagia selamanya…, mungkin. Soalnya trus selesai film-nya. Hehehehe… Kenyataan hidup sesungguhnya berbeda dengan scenario film. Adegan-adegan dalam film yang mirip dengan kehidupan nyata bukan karena disengaja. Harap sadar akan hal itu. Hehe…
Kira-kira apa yang ada dalam pikiran Tuhan sewaktu melihat tingkah kita manusia ciptaanNya? Apa yang membuat penulis scenario memvisualisasikannya dengan karakter-karakter seperti dalam film Bruce Almighty itu. Seandainya Tuhan menerima doa setiap kita dalam bentuk e-mail, berapa isi inbox-nya setiap hari? Kalau dibuat statistiknya, mungkin prosentase terbesar adalah berisi permohonan. Hehehe.., ga tau juga dink… Bukan aku yang ditugaskan nge-cek account e-mailNya.
Senang sekali hari ini.. Akhirnya, suara yang keluar dari PC much better… dengan speaker yang lebih baik. Terimakasih, Tuhan, buat setiap hal yang bisa dinikmati hari ini. Kerja, makan, sehat, pulang tanpa kehujanan, keluar lagi cari cooler, flashdisk, mouse, dll dengan kehujanan dikit.., berat bawa barang-barang sambil kehujanan dikit lagi.., trus nyampe di kos. Naruh barang-barang, nyobain semua yang dibeli, trus keluar kos lagi, jalan 30 meter ke utara trus segera balik kos lagi karena malesnya luar biasa akibat masih gerimis. Hahahha.. Akhirnya berdiam diri di kos ditemani nasi ayam, teh manis hangat, DVD pinjeman yang belum ditonton, sambil bentar2 online. Suatu hal yang mungkin dinilai membosankan buat dikerjakan. Tapi kenyamanan ini perlu diwaspadai… sebelum menjadi penghalang buat saya untuk tekun dalam penyerahan dan pengharapan.
Film yang dapet dari pinjeman di atas, ceritanya ttg anak jenius yang memanfaatkan kemampuannya mengingat untuk bermain kartu (judi-Red) di Vegas. Tapi ternyata ada kisah masa lalu ‘dosen pembimbing’nya, yang sebenarnya juga jenius, yang menjerumuskannya pada masalah. Tapi dengan modal cerita hidupnya yang sempat menikmati glamour hidup sebagai penjudi kelas atas yang akhirnya memilih meninggalkan uang hasil judi, anak ini kembali ke Harvard Medical College untuk kembali mengejar beasiswa pendidikan yang dulu pernah gagal didapat. Tapi kok akhirnya dia ajak temen2 jeniusnya untuk ikut judi juga.. Hahahahaha…, jadi pikir ulang deh rencana rekomendasi ikut fit n proper test untuk ditonton temen2.
Sekian dulu hari ini... Gbu all.
No comments:
Post a Comment